Penguatan Kerukunan dan Sinergi Masyarakat Multi-Religi Berbasis Moderasi Beragama di Desa Tarokan, Kabupaten Kediri
Abstract
Interreligious harmony and societal synergy are critical in multicultural societies, particularly regions with significant religious diversity. This study focuses on Tarokan Village, Kediri Regency, where the community comprises multiple religious groups, including Islam, Hinduism, Christianity, and the indigenous Javanese belief system, Sapto Dharmo. Given the sensitivity of religious issues and their potential to disrupt social cohesion, fostering mutual understanding and cooperation among diverse religious groups is essential.Using Participatory Action Research (PAR), this community engagement initiative actively involved residents in problem identification, program implementation, and outcome evaluation. The PAR approach empowered the multi-religious community to design, execute, and assess collaborative activities aimed at strengthening social bonds, nurturing tolerance, and promoting religious moderation as a foundation for harmonious coexistence. Key outcomes of this initiative include the establishment of a communication forum comprising youth representatives, government officials, and religious leaders. This forum facilitated the development of a shared vision for maintaining interreligious harmony through joint socio-cultural and economic activities. By emphasizing collaboration and mutual respect, the initiative reinforced the notion that religious differences should be valued as part of a shared identity while serving as a unifying force for community development. The findings highlight the importance of participatory approaches in fostering sustainable interreligious harmony and offer a replicable model for similar multi-religious communities.
Kerukunan antarumat beragama dan sinergi masyarakat merupakan hal krusial dalam masyarakat multikultural, terutama di wilayah dengan keragaman agama yang signifikan. Penelitian ini berfokus pada Desa Tarokan, Kabupaten Kediri, di mana masyarakatnya terdiri dari berbagai kelompok agama, termasuk Islam, Hindu, Kristen, dan kepercayaan lokal Jawa, Sapto Dharmo. Mengingat sensitivitas isu agama dan potensinya untuk mengganggu kohesi sosial, upaya meningkatkan pemahaman bersama dan kerja sama antarumat beragama menjadi sangat penting. Dengan menggunakan Participatory Action Research (PAR), program pengabdian masyarakat ini melibatkan warga secara aktif dalam identifikasi masalah, pelaksanaan program, dan evaluasi hasil. Pendekatan PAR memberdayakan masyarakat multireligi untuk merancang, melaksanakan, dan menilai kegiatan kolaboratif yang bertujuan memperkuat ikatan sosial, menumbuhkan toleransi, serta mempromosikan moderasi beragama sebagai dasar hidup berdampingan secara harmonis. Hasil utama dari inisiatif ini mencakup pembentukan forum komunikasi yang terdiri dari perwakilan pemuda, aparat pemerintah, dan tokoh agama. Forum ini memfasilitasi penyusunan visi bersama dalam menjaga kerukunan beragama melalui kegiatan sosial-budaya dan ekonomi yang dilakukan secara kolektif. Dengan menekankan kolaborasi dan saling menghargai, program ini memperkuat pandangan bahwa perbedaan agama harus dihargai sebagai bagian dari identitas bersama sekaligus menjadi pemersatu dalam pembangunan masyarakat. Temuan ini menegaskan pentingnya pendekatan partisipatif dalam menciptakan kerukunan beragama yang berkelanjutan serta menyajikan model yang dapat direplikasi di komunitas multireligi lainnya.
References
Achmad, Z. A. (2020). ANATOMI TEORI STRUKTURASI DAN IDEOLOGI JALAN KETIGA ANTHONY GIDDENS. Translitera : Jurnal Kajian Komunikasi Dan Studi Media, 9 (2), 45–62. https://doi.org/10.35457/translitera.v9i2.98.
Arisandi, H. (2015). Buku pintar pemikiran tokoh-tokoh sosiologi. IRCiSoD.
Aulia, A. N. F., et al. (2023). Penguatan moderasi beragama pada keberagaman masyarakat Desa Emil Baru, Kalimantan Selatan. JALUJUR: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2 (2), 103–110. https://doi.org/10.18592/jalujur.v2i2.11388
Chevalier, J. M., & Buckles, D. J. (2013). Participatory action research: Theory and methods for engaged inquiry. Routledge.
Efendi. (2019). Langkah-langkah Kemenag dalam penguatan moderasi beragama. Prakasa.
Galletta, A., & Torre, M. E. (2019). Participatory action research in education. Oxford Research Encyclopedia of Education. https://doi.org/10.1093/acrefore/9780190264093.013.557
Giddens, A. (2000). The third way and its critics. Polity Press.
Hamid, A. (2021). Literasi digital santri milenial. Gramedia.
Hefni, W. (2019). Moderasi beragama dalam ruang digital: Studi pengarusutamaan moderasi beragama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri. Bintang Timur.
Hefni, W. (2020). Moderasi Beragama dalam Ruang Digital: Studi Pengarusutamaan Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri. Jurnal Bimas Islam, 13(1), 1–22. https://doi.org/10.37302/jbi.v13i1.182.
Hefni, W., & Muna, M. K. (2022). Pengarusutamaan moderasi beragama generasi milenial melalui gerakan siswa moderat. Jurnal SMART, 8 (2), 163–175. https://doi.org/10.18784/smart.v8i2.1763
Islam, K. N. (2020). Moderasi beragama di tengah pluralitas bangsa. Kuriositas.
Jamil, M. M. (2021). Islam kontra radikal: Meneguhkan jalan moderasi beragama. Southeast Asian Publish.
Kementerian Agama RI. (2019). Moderasi beragama. Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.
Kindon, S. L., Pain, R., & Kesby, M. (Eds.). (2007). Participatory action research approaches and methods: Connecting people, participation and places. Routledge.
Kosasih, E. (2020). Literasi media sosial dalam pemasyarakatan moderasi beragama dalam situasi pandemi Covid-19. Digital Library.
Lickona, T. (2012). Educating mendidik untuk membentuk karakter. Bumi Aksara.
Ma’arif, S. A. (2020). Mengembangkan moderasi beragama mahasantri melalui ta’lim ma’hadi di pesantren mahasiswa. Cipta Karya.
Maimun, & Kosim. (2019). Moderasi Islam Indonesia. LKiS.
Massoweang, A. K. (2020). Moderasi beragama dalam perspektif hadits. Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur’an, 4 (1). 41-57.
Muslimah Reformis. (2005). Perempuan pembaharu keagamaan. Mizan.
Nata, A. (2013). Kapita selekta pendidikan Islam. PT Rajagrafindo Persada.
Noviani, F. (2021). Pendidikan moderasi beragama sebagai perisai radikalisme lembaga pendidikan. Media Garden.
Pairikas, F., et al. (2023). Penguatan moderasi beragama bagi tokoh agama di Oinlasi. Community Development Journal, 4 (4), 8840–8844.
Priyono, H. (2016). Anthony Giddens: Suatu pengantar. Gramedia.
Qomar, M. (2021). Moderasi Islam Indonesia. IRCiSoD.
Rahman, M. A. (2008). Some trends in the praxis of participatory action research. In P. Reason & H. Bradbury (Eds.), The SAGE handbook of action research (49-62). Sage.
Reason, P., & Bradbury, H. (Eds.). (2008). The SAGE handbook of action research: Participative inquiry and practice (2nd ed.). SAGE.
Republik Indonesia. (1945). Undang-Undang Dasar 1945.
Rizaty, M. A. (2022). Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam pada 2022. DataIndonesia.id. https://dataindonesia.id/ragam/detail/mayoritas-penduduk-indonesia-beragama-islam-pada-2022
Safei, A. A. (2020). Sosiologi toleransi kontestansi, akomodasi, harmoni. CV Budi Utama.
Saifuddin, L. H. (2019). Moderasi beragama. Kementerian Agama RI.
Stozmp, Piotr, 2004, “Sosiologi Perubahan Sosial”, Jakarta, Prenada media.
Tim Penyusun. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa.
Yusuf, A. A. (2002). Wawasan Islam. Pustaka Setia.
Zamzami. (2021). Telaah atas formula pengarusutamaan moderasi. Karunia Cahaya.